=====

Bibit POHON YANG DITANAM harus dirawat minimal hingga usia lima tahun, baru bisa ditinggalkan. Tetapi yang terjadi adalah rehabilitasi dimulai dengan seremoni yang meriah, lalu diserahkan kepada alam untuk memeliharanya. Apakah itu berarti Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan dan Lahan yang dicanangkan Presiden atau Gubernur kita

kisah seorang ulama


kisah seorang ulama

pada suatu seketika, dalam hujan lebat di sekitar persimpangan. seorang ulama tengah berjalan kaki menuju rumahnya setelah melakukan rutinitas baqda ashar. dalam kesejukkan hati sang ulama berjalan dengan santai dan anggunnya. tanpa sadar dia telah berpas-pasan dengan se-ekor anjing tua yang renta. ujung jubah sang ulama bersentuhan dengan badan sang ajing tua yang akan tiada (mati). Dengan paniknya sang ualam langsung menyamak jubah guna membersihkan najis akibat ujung jubahnya tersebut bersentuhan dengan badan sang anjing tua. Dengan sedikit berguman yang tak jelas apa yang dia katakana.

Allahhu akbar……. Allahhu akbar……………

Hai paktua berjubah, seru sang anjing.

Mengapa kamu begitu panic seperti itu. Bukankah kamu tinggal menyamaknya saja tanpa mesti panic seperti itu, seandainya saya sederajat dengan kamu, lalu apakah kamu masih menapakan kepanikan seperti itu.

Sang ulama sangat terkejut mendapati hidayah dari seokor anjing yang dapat berbicara.

Hai pak tua, timpal sang anjing renta.

Kalau pun saya ini adalah najis yang harus kamu takuti, kamu tingal menyamak ujung jubah mu dan bajumu pun sudah kembali suci dan sudah dapat kamu pakai lagi untuk beribadah.

Tetapi sadarkah kamu kalau kebencian dalam hati mu itu tidak mudah untuk kamu bersihkan begitu saja. Kebencian kamu terhadap ciptaan allah yang maha agung. Kebencian itu yang menyeretmu dalam najis yang sebenarnya dan tahukah kamu kalau najis yang seperti itu sangat susah untuk kamu samak di kemudian hari.

Terkesima sang ulama mendengar wejangan ajing tua yang akan mati itu, tanpa sadar butiran air kalbu turut berloba dengan melebatnya hujan.

Sang ulama tertuduk malu, lalu dia meminta sang ajing tua agar mau menjadi gurunya, dan bersedia untuk mengajarkan apa sebenarnya arti hidup dan ibadah itu, sang ulama berjanji untuk memberikan makanan yang sangat lezat, minum susu di pagi hari, dan dapat di pastikan bahwa sang ualam akan menenpatkan dan mengangkat derajat sang anjing nantinya.

Sang anjing tua hanya tersenyum dengan lucunya, gigi yang sudang menghitam pekat memperburuk rupanya. Sang anjing lalu berkata, “pak tua yang berjubah Jangan kamu tawarkan kenikmatan duaniawi kepada ku”, aku tak pantas untuk menikmatinya, bukan kah aku hanya seekor anjing tua yang bernajis dan pantas di takuti apabila bersentuhan dengan mu nanti.

Ulama makin tertunduk malu….

Setidaknya aku tidak pernah mau menyimpan segala rejeki yang kudapat di hari ini, kalaupun memang ada lebih pastilah kubagikan kepada seluruh saudaraku dari golongan binatang yang lebih malang nasipnya dari pada aku, tidak seperti kebanyakan manusia yang gemar menimbun harta duniawi, dan sangat jelas kalau mereka takut tidak mendapatkan rezeki. Seakan allah sangat membencinya dan tidak akan member rezeki untuknya di esok hari, Mereka telah mungkar dan melupakan saudaranya yang lain. Saudara yang sangat butuh bantuan dirinya.

Sang ulam sangat malu, dan pertemuan singkat itu memberikan ribuan hdayah kepadanya di esok hari. Dia emakin giat beribadah tetapi tidak pernah lupa untuk menagis rezeki nya, juga selalu membagi rezekinya tidak hanya kepada golonga yang sempurna saja, dia juga gemar membeli hewan peliharaan dan melepasnya kembali ke hutan.

Allahhu akbar……..

Semoga cerita fiksi ini dapat membuka hati kita semua,

Selamat hari bumi

Tidak ada komentar: